MEDAN ketikberita.com | Berbagai indikator ekonomi terkini di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) terus menunjukkan perbaikan dan mengindikasikan perekonomian yang tetap tumbuh.
Pulihnya ekonomi di Sumatera Utara tercermin pada meningkatnya mobilitas masyarakat yang dapat mendorong konsumsi. Hal itu disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah (KPw BI) Provinsi Sumut, Doddy Zulverdi saat menggelar Bincang Bareng Media (BBM) dengan sejumlah wartawan secara offline dan online, Selasa (06/09/2022) siang tadi.
Dalam kesempatan itu Doddy Zulverdi juga menerangkan peningkatan konsumsi masyarakat juga terkonfirmasi melalui peningkatan keyakinan konsumen dan indeks penjualan riil. “Harga komoditas utama yang masih berada pada level yang tinggi juga dapat menjaga kinerja ekspor Sumatera Utara. Hasil liaison Bank Indonesia juga mengkonfirmasi akan adanya peningkatan permintaan domestik di tengah kenaikan biaya produksi, ” ungkapnya.
Masih dikatakannya, sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi, kinerja kredit terus meningkat disertai dengan pertumbuhan DPK yang sedikit melambat sehingga intermediasi perbankan naik dari 85,0% menjadi 87,6%. “Penyaluran kredit perbankan secara tahunan tercatat meningkat dari 7,8% (yoy) pada triwulan-II 2022 menjadi 9,5% (yoy) pada bulan Juli 2022. Kredit korporasi secara tahunan juga meningkat dari 7,7% (yoy) menjadi 10,5% (yoy), mengindikasikan optimisme para pelaku usaha terhadap perkembangan ekonomi ke depan. Terus membaiknya dunia usaha juga tercermin dari peningkatan kredit di sektor UMKM, “sebut Doddy.
“Kredit rumah tangga juga mengalami akselerasi, khususnya untuk KKB dan mengindikasikan meningkatnya konsumsi masyarakat. Di sisi lain, KPR mengalami perlambatan dan mengindikasikan masyarakat masih cenderung wait and see terhadap kondisi perekonomian domestik dan global untuk melakukan konsumsi yang bersifat jangka panjang, “sambungnya.
Selanjutnya dirinya juga memaparkan kalau risiko kredit macet di Sumatera Utara mengalami peningkatan meskipun masih terbatas, hal itu tercermin dari penurunan NPL dari Tw II-2022 sebesar 2,43% menjadi 2,50% pada Juli 2022. Peningkatan NPL terutama didorong oleh peningkatan rasio NPL untuk seluruh jenis kredit, baik kredit produktif maupun konsumtif. Di sisi lain, upaya perbaikan kualitas kredit pada debitur terdampak Covid-19 yang dilakukan oleh Pemerintah melalui restrukturisasi kredit tercatat telah melewati puncaknya dan berangsur melambat.
Lebih lanjut masih katanya lagi, UMKM mendapatkan prioritas dalam alokasi anggaran PEN pada tahun ini sebagai wujud keberpihakan dan dukungan Pemerintah bagi sektor UMKM yang sangat terdampak selama masa pandemi. (red)